Rabu, 08 Desember 2010

SAPA YANG MAU SOFT KOPI KKP..???

ni Kopi ni, saya punya 2 contoh KKP... Met ngerjain y. semoga dapet nilai terbaik. Amin..

INI LINK LINK nya...


CONTOH KKP SATU
CONTOH KKP DUA

Sabtu, 13 November 2010

CONTOH SURAT KUASA


SURAT KUASA
28 Oktober 2010


Yang bertanda tangan di bawah ini saya sebagai pihak 1:
Nama : Eko Endriyono
NIM : 12079653
Alamat : Pedongkelan belakang, RT:12, RW:13, Kel. Kapuk, Kec. Cengkareng, Jakarta Barat

Memberikan kuasa kepada pihak 2, yaitu:
Nama : Rahmat Setiyadi
NIM : 42071514
Alamat : Pedongkelan belakang, RT:12, RW:13, Kel. Kapuk, Kec. Cengkareng

Dengan ini pihak 1 memberikan wewengan / kuasa kepada pihak 2 untuk mewakilkan pihak 1 dalam:

1. Pengumpulan buku Tugas Akhir kepada Akademi Bina Sarana Informatika, pada tanggal 11-20 November 2010
2. Pengumpulan buku sumbangan perpustakaan atas nama pihak 1
3. Pengambilan undangan WISUDA Bina Sarana Informatika atas nama pihak 1
4. Pengambilan toga atas nama pihak 1


Surat kuasa ini dibuat dengan sebenar-benarnya, tanpa ada keterpaksaan antara kedua belah pihak. Semoga dapat digunakan dengan sebaik-baiknya.
Demikian surat kuasa ini, atas perhatiannya kami ucapkan terima kasih.



Persetujuan,
Pihak 1, Pihak 2,




Eko Endriyono Rahmat Setiyadi

Selasa, 15 Juni 2010

Selasa, 27 April 2010

LATIHAN LINUX 1 dan KA (contoh2)

1. Buatlah user baru dengan nama “QUIS_nama_masing-masing” dan berikan passwordnya adalah 123456

[root@localhost ~]# adduser QUIS_nea
[root@localhost ~]# passwd QUIS_nea
New Unix Password :
retype unix password :
passwd: all authentication tokens updated successfully.

2. Loginlah dengan menggunakan user tersebut

[root@localhost ~]# su QUIS_nea
[QUIS_nea@localhost root]$ cd
[QUIS_nea@localhost ~]$

3. Buatlah direktori dengan nama BSI yang ada di dalam direktori kampus

[QUIS_nea@localhost ~]$ mkdir kampus
[QUIS_nea@localhost ~]$ ls
kampus
[QUIS_nea@localhost ~]$ cd kampus
[QUIS_nea@localhost kampus]$ mkdir BSI
[QUIS_nea@localhost kampus]$ ls
BSI

4. buatlah file dengan nama cengkareng di dalam direktori BSI dengan menggunakan perintah cat
isi file: Hari ini QUIS LINUX
Soalnya teramat mudah

[QUIS_nea@localhost kampus]$ cd BSI
[QUIS_nea@localhost BSI]$ cat > cengkareng
Hari ini QUIS LINUX
Soalnya teramat mudah
CTRL + C
[QUIS_nea@localhost BSI]$ ls
cengkareng

5. backup file cengkareng secara hardlink ke dalam direktori kampus dan ubah namanya menjadi cengkareng-hardlink

[QUIS_nea@localhost BSI]$ ln cengakreng /home/QUIS_nea/kampus/cengkareng-hardlink

6. tambahkan isi file cengkareng dengan menggunakan perintah echo
isi file : Saya pasti bisa
UTS pasti juga bisa

[QUIS_nea@localhost BSI]$ echo >> cengkareng “Saya pasti bisa”
[QUIS_nea@localhost BSI]$ echo >> cengkareng “UTS pasti juga bisa”

7. Buatlah perintah baru dengan nama atas yang fungsinya untuk menampilkan baris awal suatu file

[QUIS_nea@localhost BSI]$ alias atas=”head”

8. tampilkan 3 baris awal file cengkareng menggunakan perintah atas

[QUIS_nea@localhost BSI]$ atas -3 cengkareng

9. buat direktori baru LAB_K dan LAB_N di dalam direktori BSI

[QUIS_nea@localhost BSI]$ mkdir LAB_N LAB_K

10. kopi file cengkareng ke direktori LAB_K dan ubah namanya menjadi cengkareng_kopi

[QUIS_nea@localhost BSI]$ cp cengkareng /home/QUIS_nea/kampus/BSI/LAB_K/cengkareng_kopi

11. Ubah hak akses file cengkareng_kopi menjadi -rwxrwxr-- menggunakan angka

[QUIS_nea@localhost BSI]$ cd LAB_K
[QUIS_nea@localhost LAB_K]$ ls -l
-rw-r—r-- cengkareng_kopi
[QUIS_nea@localhost LAB_K]$ chmod 774 cengkareng_kopi

12. kompress file cengkareng_kopi

[QUIS_nea@localhost LAB_K]$ gzip cengkareng_kopi
[QUIS_nea@localhost LAB_K]$ ls
cengkareng_kopi.gz

13. ubah nama file cengkareng.kopi.gz menjadi cengkareng_kompress.gz

[QUIS_nea@localhost LAB_K]$ mv cengkareng_kopi.gz cengkareng_kompress.gz


14. hapus direktori LAB_N

[QUIS_nea@localhost LAB_K]$ cd ..
[QUIS_nea@localhost BSI]$ rmdir LAB_N

15. hitung jumlah kata yang ada di dalam file cengkareng

[QUIS_nea@localhost BSI]$ wc cengkareng

16. normalkan kembali perintah atas

[QUIS_nea@localhost BSI]$ unalias atas

17. ubah hak akses direktori LAB_K menjadi -rwxrwxrw- memakai huruf

[QUIS_nea@localhost BSI]$ chmod u=rwx,g=rwx,o=rw LAB_K

LATIHAN LINUX 1 dan KA (contoh1)

1. Buatlah user baru dengan nama Quis_nama_masing-masing dan berikan passwordnya 123456

[root@localhost~] # adduser Quis_eko
[root@localhost~] # passwd Quis_eko
new unix password ; 123456
retype unix password ; 123456

2. loginlah menggunakan user tersebut

[root@localhost~] # su Quis_eko
[Quis_eko@localhost root] $ cd
[Quis_eko@localhost ~]$

3. buatlah direktori dengan nama komedi dan horor di dalam direktori film

[Quis_eko@localhost ~]$ mkdir film
[Quis_eko@localhost ~]$ cd film
[Quis_eko@localhost film]$ mkdir horor komedi
[Quis_eko@localhost film]$ ls
horor komedi

4. buatlah file dengan nama seram di dalam direktori horor menggunakan perintah cat
isi file : hati hati jangan bengong
ada makhluk disekitar kita

[Quis_eko@localhost film]$ cd horor
[Quis_eko@localhost horor]$ cat > seram
hati hati jangan bengong
ada makhluk disekitar kita
CTRL+C
[Quis_eko@localhost horor]$ ls
seram

5. tambahkan isi file seram dengan menggunakan perintah echo
isi file : kita tidak hidup sendiri
hihihihihihihi
[Quis_eko@localhost horor]$ echo >> seram “hihihihihihihih”
[Quis_eko@localhost horor]$ echo >> seram “kita hidup tidak sendiri”
[Quis_eko@localhost horor]$ cat seram
hati hati jangan bengong
ada makhluk disekitar kita
kita hidup tidak sendiri
hihihihihihihihihih

6. kopi file seram ke dalam direktori komedi menjadi seram_kopi

[Quis_eko@localhost horor]$ cp seram /home/Quis_eko/film/komedi/seram-kopi

7. tampilkan 2 baris awal file seram

[Quis_eko@localhost horor]$ head -2 seram
hati hati jangan bengong
ada makhluk disekitar kita

8. backup file seram menggunakan hardlink ke dalam direktori film menjadi seram-hardlink

[Quis_eko@localhost horor]$ ln seram /home/Quis_eko/film/seram-hardlink

9. ubah hak akses file seram menjadi -rwxrwxrwx

[Quis_eko@localhost horor]$ ls -l
-rw-rw-r-- seram
[Quis_eko@localhost horor]$ chmod 777 seram
-rwxrwxrwx seram

10. buat perintah baru dengan nama hapus yang fungsinya untuk menghapus file

[Quis_eko@localhost horor]$ alias hapus=”rm”

11. hapus file seram-hardlink menggunakan perintah hapus
*****file seram-hardlink ada di direktori film, maka kita kembali ke direktori atas********
[Quis_eko@localhost horor]$ cd ..
[Quis_eko@localhost film]$ hapus seram-hardlink

12. hitung jumlah kata dalam file seram
*****file seram ada di direktori horor , maka kita buka direktori horor dulu****
[Quis_eko@localhost film]$ cd horor
[Quis_eko@localhost horor]$ wc seram
4 19 85 seram

13. kompress file seram

[Quis_eko@localhost horor]$ gzip seram
[Quis_eko@localhost horor]$ ls
seram.gz

14. normalkan kembali perintah hapus

[Quis_eko@localhost horor]$ unalias hapus

15. ubah hak akses direktori horor menjadi drwxrwxrw-
******direktori horor tadi dibuat pada direktori film, maka kita ke film dulu*****
[Quis_eko@localhost horor]$ cd ..
[Quis_eko@localhost film]$ chmod 776 horor
drwxrwxrw- horor
16. ubah nama direktori komedi menjadi lucu

[Quis_eko@localhost film]$ mv komedi lucu

Senin, 26 April 2010

LATIHAN LINUX 2

1. buatlah user baru dengan nama "Quiz_nama" dan "Quiz_nim" dan buatlah passwordnya "123456"

[root@localhost ~]# adduser Quiz_eko

[root@localhost ~]# passwd Quiz_eko

[root@localhost ~]# adduser Quiz_120808121

[root@localhost ~]# passwd Quiz_12080812

2. buatlah group baru dengan nama "Group_Oke" dan user "Quiz_nim" sebagai anggotanya.

[root@localhost ~]# groupadd -g 987 Group_Oke

[root@localhost ~]# gpasswd -a Quiz_12080812 Group_Oke

Browser Anda mungkin tidak bisa menampilkan gambar ini.



3. buatlah direktori "Quiz" dan "UTS" di dalam direktori "Quiz_UTS" yang ada si user "Quiz_nama"

[root@localhost ~]# cd /home/Quiz_Eeko

[root@localhost Quiz_eko]# mkdir Quiz_UTS

[root@localhost Quiz_eko]# cd Quiz_UTS

[root@localhost Quiz_UTS]# mkdir UTS QUIZ

[root@localhost Quiz_UTS]# ls

UTS QUIZ



4. Buatlah file "jawaban_Quiz" didalam direktori "Quiz" yng isinya adalah jawaban dari pertanyaan berikut : a. berapa kelas ip ynag standar digunakan? dan sebutkan masing2 range dari ip tersebut??

b. apa yang dimaksud dengan ip private dan ip public??

c. apa di maksud dengan gateway,chown dan group??

d. berapa ip private masing-masng kelas ip address??

e. apa yang dimaksud dengan net id dam host id??

[root@localhost Quiz_UTS]# cd QUIZ

[root@localhost QUIZ]# vi Jawaban_Quiz

Jawabannya cari ndiri ya

5. ubah hak akses file "jawaban_Quiz" agar bisa di baca, diedit dan dieksekusi oleh user, dimana hanya dapat di baca dan diedit oleh group tetapi user lain hanya dapat dibaca.

[root@localhost QUIZ]# chmod 764 Jawaban_Quiz

6. ubah hostname masing-masing komputer anda manjadi "Quiz_Oke".

[root@localhost QUIZ]# cd /etc

[root@localhost etc]# vi hosts

ip_address Quiz_Oke.localdomain Quiz_Oke

7. ubah hak kepemilikan file jawaban_Quiz menjadi milik user "Quiz_nama".

[root@localhost etc]# cd /home/Quiz_eko/Quiz_UTS/QUIZ

[root@localhost QUIZ]# chown Quiz_eko.root Jawaban_Quiz

8. tambahkan isi file "jawaban_Quiz" isinya adalah jawaban dari pertanyaan berikut:

a. konversikan ip address 150.50.168.172 kedalam bilangan biner

b. konversikan ip address 11010110.00011101.10110001.01011110 kedalam bilangan desimal.

Jawabannya cari ndiri ya

9. kirimkan file "jawaban_Quiz" ke komputer gateway kedalam user nea didalam direktor "Quiz" dengan nama "jawaban_namamasing2.

[root@localhost QUIZ]#

scp Jawaban_Quiz ip_gateway:/home/nea/quiz/jawaban_namamasingmasing

10. keluar dari root.

Minggu, 04 April 2010

BISNIS DENGAN MODAL KECIL (Cuma Rp 10.000,-) BERPELUANG MENDAPAT Rp 22.000.000,- Mau… Mau… Mau…???


Ya, inilah pertama kalinya aku menemukan cara bisnis yang hanya bermodalkan transfer Rp 10.000,-. Memang sih, peluang pendapatannya sedikit hanya Rp 2.000,- / downline dan kita diwajibkan memiliki downline 10 orang. Jadi jika kita dapat 10 orang, kita baru mendapatkan Rp 20.000,-.

Tapi, jika downline kita juga memiliki 10 downline dibawahnya, maka kita juga akan mendapatkan Rp 2.000,- /downline dibawahnya. Jadi jika 10 downline kita memiliki 10 downline lagi, kalo di itung-itung (10 x Rp 20.000,-) + Rp 20.000,- = Rp 220.000,-. Dan seterusnya sampai ke downline-downline di bawah kita. Dalam 3 generasi downline saja, kita sudah bisa mendapatkan ((10 x Rp 20.000,-) x 10) + Rp 20.000,- = Rp 2.020.000,-. Memang sih saya masih baru bergabung kemarin ( tangal 1 April 2010 ), tapi semoga dengan tulisan ini makin banyak yang berminat untuk BISNIS DENGAN RP 10.000,- UNTUK HASIL BERIBU-RIBU. Bagi yang berminat untuk gabung silakan klik http://www.asetbca.com

Kamis, 11 Februari 2010

SEJARAH KOTA SALATIGA (BETUL TUJUH????...Mungkinkah???)

"Betul Tujuh donk!!", tu lah reaksi pertama orang ketika saya mengatakan bahwa saya dari SALATIGA.. Iya si betul7, kalo soalnya da 10 . Sebenarnya SALATIGA tu gimana si terbentuknya??? Nih simak cerita dari (jurnalnasional.com)

SALATIGA, kota yang terletak persis di sebelah selatan Semarang, bukan hanya menjadi kota yang menghubungkan pelabuhan Semarang dan Kasunanan Surakarta. Sejak dulu, kawasan ini memang punya pengalaman historis yang panjang dan menarik.

Salatiga punya sejarah yang menarik. Menurut klaim Pemerintah Kota Salatiga, usia kota Salatiga sudah mencapai angka 1258 tahun. Angka itu ditakik dari penulisan prasasti yang ditemukan di Desa Plumpungan, Kecamatan Sidorejo.

Prasasti yang terbuat dari batu andesit dibuat pada hari Jumat, 24 Juli 750 Masehi ini menyebutkan bahwa kawasan tersebut (yaitu Desa Hampran) dinyatakan sebagai tanah perdikan atau swatantra yang bebas dari kewajiban membayar pajak. Biasanya, kawasan yang diberi status tanah perdikan disebabkan jasa besar yang dilakukan penduduk kawasan tersebut terhadap penguasa (dalam prasasti disebutkan seorang raja bernama Bhanu).

Titimangsa penulisan prasasti Plumpungan inilah yang ditabalkan sebagai hari jadi Salatiga. Penetapan itu tertuang dalam Peraturan Daerah Tingkat II Kota Salatiga Nomor 15 Tahun 1995 tentang Hari Jadi Kota Salatiga.

Asal-usul nama Salatiga sendiri tidak sejelas titimangsa penulisan prasasti Plumpungan. Terdapat beberapa versi mengenai asal-usul nama Salatiga.

Versi pertama menyebutkan nama Salatiga berasal dari nama "Trisala". Nama "Trisala" sendiri merujuk pada sistem kepercayaan masyarakat setempat yang kabarnya menyembah Dewi Trisala. Dari nama "Trisala" inilah muncul nama "Salatri" dan akhirnya muncul nama "Salatiga".

Sementara ada pula folklore yang beredar di tengah masyarakat yang menyebutkan nama "Salatiga" muncul dari peristiwa perampokan yang dialami Ki Ageng Pandanaran, tokoh yang disebut-sebut sebagai pendiri kota Semarang. Sewaktu melewati kawasan ini, Ki Ageng Pandanaran dirampok oleh tiga orang begal. Dari situ muncul sebutan "Salah Telu", yang kemudian berubah menjadi "Salatiga".

Nama Salatiga kembali mencuat ke permukaan sewaktu digelar perundingan segitiga antara Kasunanan Surakarta, VOC dan Raden Mas Said atau Pangeran Sambernyawa. Perjanjian itu digelar di Kalicacing, satu desa yang berada di wilayah Salatiga. Inilah sebabnya perjanjian ini masyhur dikenal sebagai Perjanjian Salatiga.

Perundingan itu dipicu oleh perlawanan bersenjata Pangeran Sambernyawa terhadap VOC maupun Kasunanan. Akhirnya, pada 17 Maret 1757, ditandatangani sebuah naskah perjanjian yang menyebutkan bahwa Pangeran Sambernyawa berhak atas sebagian wilayah Kasunanan Surakarta. Dari perjanjian inilah muncul Dinasti Mangkunegara dan Pangeran Sambernyawa berhak memakai gelar Kanjeng Gusti Adipati Mangkunegara I. Gelar yang sama berhak dipakai keturunan Pangeran Sambernyawa.

Pada masa kolonial, sejak pertengahan abad 19 hingga memasuki abad 20, Salatiga dikenal sebagai daerah peristirahatan bagi para pejabat pemerintah kolonial maupun orang-orang Eropa. Tempatnya yang berada di perbukitan dengan hawa yang sejuk memungkinkan Salatiga menjadi kawasan favorit untuk berlibur dan beristirahat.

Status sebagai kotamadya yang kini disandang Salatiga juga sudah muncul sejak era kolonial. Pada 1 Juli 1917, berdasar Staatsblad No. 266, Salatiga ditetapkan sebagai Stadsgemeente (Kotamadya) Salatiga dengan daerah yang meliputi 8 desa.

Pada tahun-tahun pertama kemerdekaan, Salatiga pernah dijadikan salah satu basis tentara NICA-Belanda yang berniat kembali menduduki Indonesia. Bersama Ambarawa dan Semarang, Salatiga menjadi salah satu kawasan paling bergejolak.

Salatiga juga menjadi salah satu titik serangan udara yang dilakukan oleh kadet-kadet AURI pada 29 Juli 1947. Dengan menggunakan pesawat Churen yang diterbangkan dari Maguwo, Yogyakarta, kadet AURI itu berhasil menggelar serangan udara selama satu jam. Serangan ini memberi efek psikologis yang strategis karena menunjukkan pada dunia internasional bahwa kekuatan militer Indonesia masih eksis kendati baru saja diserang oleh Belanda lewat Agresi Militer I.

Peristiwa yang terjadi di Salatiga pada tahun tersebut sangat erat hubungannya dengan apa yang terjadi di Keraton Kartasura.
Pada masa itu yang bertahta di Kartasura adalah Paku Buwono II. Beliau mempunyai beberapa saudara, antara lain bernama Pangeran Arya Mangkunegoro, yang kemudian di buang ke Afrika Selatan oleh Kompeni dan wafat disana.
Sebelum di buang, beliau berputra seorang laki-laki yang di beri nama RM.Said (Pangeran Sambernyawa). Pada masa itu kekejaman Kompeni mencapai puncaknya. Para petani di peras dan di Batavia lebih kurang 10.000 orang Tionghoa di bantai karena tidak mampu dibebani pajak yang tinggi. Sebagian dari mereka yang hidup, melakukan perlawanan terhadap Kompeni dan lari ke Jawa Tengah.
Keadaan yang demikian menimbulkan keresahan rakyat dan para pemimpin dilingkungan Kerajaan Mataram. Para Bupati membakar semangat rakyatnya untuk berontak melawan Kompeni. Pemberontakan terhadap Kompeni tersebut dipelopori antara lain oleh Bupati Mengunoneng dari Pati, Bupati Martapura dari Grobogan dan Bupati dari Lasem yang bernama Martawijaya.
Dalam waktu yang hampir bersamaan, RM.Said meninggalkan Keraton Kartasura menuju Desa Nglaroh, mengumpulkan pasukan permulaan yang berjumlah 40 orang dan melakukan serangan pada pos-pos Kompeni. Tindakan RM.Said diikuti oleh RM.Garendi, cucu Amangkurat III, raja yang di kudeta oleh Pakubuwono I. Ayah RM.Garendi yang bernama Pangeran Teposono terbunuh dalam suatu persekongkolan dan RM.Garendi lari kearah Grobogan dan Demak, membangun perlawanan terhadap Kompeni. Dengan demikian ada dua Pangeran yang keluar dari keraton dan mengadakan perlawanan terhadap kompeni pada saat itu yaitu, RM.Said dan RM.Garendi.
Laskar Cina pelarian dari Batavia di bawah pimpinan Kapiten Sepanjang bergabung dengan Laskar Cina lokal Jawa Tengah, di bawah pimpinan Sin She alias Tan Sin Ho.
Gabungan Laskar Cina ini bersatu dengan Laskar para bupati pemberontak di dalam melakukan perlawanan terhadap Kompeni.
Sunan Pakubuwono II pada mulanya mendukung perjuangan mereka. Benteng Salatiga diduduki oleh Pasukan Kartasura, dibawah pimpinan Patih Pringgalaya. Namun tidak beberapa lama pasukan dimaksud di tarik ke Kartasura untuk membendung bala tentara Kompeni yang mengancam Keraton Kartasura. Sebagai gantinya Salatiga di pertahankan oleh satu detasemen Laskar Cina yang didatangkan dari Semarang.
Kompeni merasa tidak senang atas berpihaknya PB.II kepada pemberontak dan mengeluarkan berbagai ancaman. Disebabkan Pringgalaya takut atas ancaman Kompeni yang demikian itu dan untuk membuktikan bahwa dia tidak bersekongkol dengan Laskar Cina, maka pada tahun 1741 ia memenggal kepala seorang juru tulis Tionghoa, yang bernama Gow Ham Ko di Salatiga. Kepala Gow Ham Ko oleh Patih Pringgoloyo diserahkan kepada Kompeni.
Hal ini membuat marah Patih Notokusumo, seseorang yang lebih senior dari Pringgalaya. Secara diam-diam dia memerintahkan semua pengikutnya untuk bergabung dengan pasukan Tionghoa dan pemberontak lainnya untuk menyerang kompeni di Semarang. Sayang, serangan terhadap kompeni yang di Semarang mengalami kegagalan. Pasukan pemberontak mundur dan Patih Notokusumo di tangkap Belanda.
Sebagian besar pasukan yang mundur bertahan didaerah Salatiga dengan pertahanan Kali Tuntang. Berbagai kekuatan pemberontak, seperti pasukan Pringgalaya berada di Kalicacing, Pasukan Kyai Mas Yudonegoro, seorang ulama dari Semarang berada di bagian timur dan pasukan Cina di sekitar Kali Tuntang.
Kekalahan pasukan pemberontak di Semarang membuat PB.II ragu dan akhirnya memutuskan berbalik berpihak pada kompeni. Ia memerintahkan pasukannya di bawah Pringgalaya menggempur para pemberontak. Menanggapi situasi demikian itu, para bupati pemberontak dan pimpinan laskar Tionghoa berkumpul untuk mengangkat RM.Garendi sebagai raja Mataram pada tanggal 6 April 1742. Mereka berikrar akan melawan kompeni sampai ajal tiba. Sasaran mereka merebut benteng kompeni di Kartasura.
Pertempuran pertama yang harus mereka hadapi ialah di Salatiga, dimana mereka harus berhadapan dengan Pringgalaya di Kalicacing yang sekarang berpihak pada VOC.
Setelah Salatiga jahtuh ketangan RM.Garendi, dengan mudah mereka merebut benteng kompeni di Kartasura dibawah Van Hohendorf. RM.Garendi di Kartasura bertemu dengan RM.Said yang selanjutnya keduanya bergabung melawan kompeni pada pertengahan 1742. Sementara itu Salatiga telah dikuasai oleh pasukan pemberontak yang terdiri dari laskar Cina, pasukan dibawah Kyai Mas Yudonegoro dan pasukan para bupati yang setia pada Patih Notokusumo.
Belanda merencanakan mengirim pasukan gerak cepat yang terdiri dari 300 prajurit Eropa dan 500 prajurit pribumi ke Salatiga, tapi mengalami kegagalan karena pasukan yang akan menjemput mereka sebelum memasuki Salatiga telah dipukul mundur ke Ampel.
Pada tanggal 19 Juni 1742 serangan besar-besaran akan dilancarkan ke kota Salatiga. Namun sebelum sampai tujuan, mereka ketakutan dan kembali ke Semarang, karena Kompeni melihat konsentrasi kekuatan pasukan Kyai Mas Yudonegoro.
Pasukan gabungan dari RM.Garendi atau Sunan Kuning terus melakukan perlawanan pada kompeni di seluruh wilayah Jawa Tengah. Kali ini yang menjadi sasaran adalah Tanjung, Jepara.
RM.Said bersama laskar Cina yang berkekuatan 800 orang bertempur melawan pasukan kompeni dibawah Kapten Mom di Welahan pada tanggal 24 Agustus 1742, namun pasukan ini karena kekuatan persenjataan yang tak seimbang terpaksa mundur. Sebagian diantaranya membuat pertahanan di Salatiga dan memasang barikade di Kali Tuntang. Pasukan kompeni dibawah Hohendorf gagal menembus barikade ini.
Ditempat ini komandan dan laskar Cina, yaitu Kapitan Sepanjang telah mengeksekusi anak buahnya yang bernama Swa Ting Giap karena mau menyeberang ke pihak Kompeni.
Sunan Kuning atau RM.Garendi beserta Laskar Cina, Kyai Mas Yudonegoro, Bupati Mangunnoneng, serta Bupati Martapura, melakukan serangan ke Salatiga dan memaksa Patih Pringgalaya yang sudah berbalik membantu Kompeni, mundur ke Tengaran, kemudian Ampel.
Pasukan RM.Garendi terus mengejar pasukan Kartasura dibawah Pringgalaya dan akhirnya menyerbu benteng Kompeni di Kartasura. Di tempat ini, RM.Garendi beserta Laskar Cina bersatu dengan RM.Said melakukan perlawanan terhadap Kompeni.
Pertempuran yang terjadi di Salatiga, mulai sejak pasukan Pringgalaya menyerbu benteng Kompeni sampai dengan insiden pembunuhan juru tulis Tionghoa dan juga pertempuran antara RM.Garendi beserta Laskar Cina menyerang pasukan Pringgalaya yang telah berbalik sebagai sekutu Kompeni, diceriterakan secara detail dalam Buku Babad Keraton dalam bentuk tembang.
Buku dengan huruf Jawa yang aslinya disimpan di British Library London, telah disalin dalam huruf Latin oleh Drs. I.W. Pantja Sunyata, Drs. Ignatius Supriyanto dan Prof. Dr. J.J. Ras.